您的当前位置:首页 > 综合 > Konflik Iran 正文
时间:2025-06-17 02:54:03 来源:网络整理 编辑:综合
Warta Ekonomi, Jakarta - Pengamat Ekonomi dan Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi 怎么下载 quickq
Pengamat Ekonomi dan Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menilai Konflik antara Iran dan Israel memicu lonjakan harga minyak berpotensi tembus hingga US$ 100 per barel jika perang tak kunjung mereda.
”Sekarang sudah sekitar 76 dolar per barel. Nah, kalau perang meluas, melibatkan beberapa negara di Timur Tengah, saya perkirakan harga bisa mencapai sekitar 100 dolar per barel atau lebih. Kalau memang benar sampai 100 dolar per barel, maka ini akan mempengaruhi negara-negara lain, termasuk Indonesia,” ucapnya pada media, Senin (16/06/2025).
Baca Juga: Serangan Udara Iran ke Israel Tewaskan 6 Orang dan 140 Terluka
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent pada perdagangan hari ini tercatat naik 7,02% menjadi US$ 74,23 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) melonjak 7,62% ke posisi US$ 72,98 per barel. Keduanya mencatatkan lonjakan intraday tertinggi sejak tahun 2022.
Fahmy mengatakan, bila harga minyak benar-benar tembus US$100 per barel, Indonesia akan dihadapkan pada dilema besar, terutama terkait kebijakan subsidi bahan bakar.
“Kalau harga masih di bawah USD 100, katakanlah di kisaran US$ 90-an, barangkali pemerintah masih bisa mempertahankan harga BBM subsidi. Tapi kalau sudah menembus US$ 100, ini perlu penyesuaian harga. Kalau tidak, beban APBN akan membengkak. Sebaliknya, jika harga BBM subsidi dinaikkan, risikonya memicu inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat, ini sangat berbahaya,” jelasnya.
Menurutnya, lonjakan harga minyak global cukup masuk akal karena kawasan yang berkonflik merupakan produsen utama minyak dunia dan jalur distribusinya juga tergolong strategis.
Baca Juga: Israel-Iran Saling Serang, Harga Minyak Naik Tajam
“Kawasan ini adalah pusat produksi dan distribusi minyak dunia. Jika rantai pasok terganggu akibat konflik, maka wajar jika harga melonjak. Jadi asumsi harga menembus US$ 100 per barel itu cukup realistis jika eskalasi perang terus berlanjut,” pungkas Fahmi.
Pemprov DKI Siapkan 55 Lokasi Pengungsian2025-06-17 02:22
Bank Emas Diusulkan Jadi Tabungan Haji, Begini Tanggapan BPKH2025-06-17 02:17
Perusahaan Bisa Merevolusi Layanan Pelanggan Melalui AI Canggih2025-06-17 01:50
Polisi Berhasil Tangkap 20 Napi yang Kabur dari Lapas2025-06-17 01:47
Anies Belum Relokasi Korban Kebakaran. Lamban?2025-06-17 01:04
Politisi PDIP Ini Dipanggil Penyidik KPK2025-06-17 01:01
BURUAN CEK! Saldo Dana Bansos PKH Triwulan I Cair Sampai Maret, Login NIK KTP2025-06-17 01:01
Genapi Gerakan 3R dan 9R untuk Atasi Sampah, Oxium Jadi Solusi Mengatasi Mikroplastik2025-06-17 00:53
Kriteria Pekerja yang Diwajibkan Tapera2025-06-17 00:37
Anies Tegaskan Hampir Seluruh Wilayah Jakarta Ada Kasus Virus Corona2025-06-17 00:29
Menko AHY Sebut RI Kini Sedang Berpacu dengan 3 Urgensi Besar2025-06-17 02:49
Hari Ini, Polisi Periksa Rocky Gerung dan Wakil Ketua BPN Prabowo2025-06-17 02:29
Dari Emas ke Bank Sampah, Pegadaian Gerakkan Ekonomi Akar Rumput2025-06-17 02:20
Genapi Gerakan 3R dan 9R untuk Atasi Sampah, Oxium Jadi Solusi Mengatasi Mikroplastik2025-06-17 02:06
APHI Riau: Keributan PT SSL di Siak Diduga Didalangi Cukong2025-06-17 01:51
SIG Dukung Asta Cita Prabowo Lewat Irigasi Desa Kapu2025-06-17 01:39
Menko Airlangga Undang Chili Berinvestasi di Indonesia2025-06-17 01:33
BURUAN CEK! Saldo Dana Bansos PKH Triwulan I Cair Sampai Maret, Login NIK KTP2025-06-17 01:18
Pengacara Sebut Kondisi Novanto Masih Lemah2025-06-17 01:13
Menko Airlangga Undang Chili Berinvestasi di Indonesia2025-06-17 00:42